BPAN Aliansi Indonesia DPD Bali gelar Temu Dengar Pendapat Bersama Pengempon Puri Agung Jro Kuta

Denpasar, CARAKAPOS| Badan Penelitian Aset Negara (BPAN) Aliansi Indonesia merupakan suatu lembaga yang memiliki tugas dan fungsi pokok dalam menyelamatkan aset negara seperti adanya penyimpangan yang merugikan masyarakat.

Untuk itulah, pada hari ini, Rabu (24/8/2022) bertempat di Gedung Merdeka Jl. Surapati No. 7 Denpasar, BPAN Aliansi Indonesia DPD Bali mengajak pengurus Puri Agung Jro Kuta guna mengklarifikasi terkait permasalahan aset/laba Pura Luhur Uluwatu dimana sebagian telah dikuasai oleh pihak lain yang tidak berhak atas tanah tersebut degan cara rekayasa, termasuk pengelolaan aset Pura secara tidak profesional.

Hal ini disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Aliansi Indonesia I Wayan Putra Yasa selepas temu dengar pendapat dengan beberapa pengurus dan anggota Puri Agung Jro Kuta.

Meski hanya 5 orang yang hadir dari 20 yang diundang pada hari ini, yaitu 1 pengurus dan 4 anggota, Wayan Putra Yasa yang juga sebagai pemangku ini mengatakan sudah cukup mendapatkan informasi yang jelas.

“Kamipun juga tidak gegabah dalam mengambil sikap. Karena kami di Aliansi ini jika bergerak dan bekerja harus sesuai data dan fakta yang ada,” tegasnya.

Oleh karenanya, pihaknya akan beraudiensi kepada Bupati Badung membahas langkah ke depan seperti apa terkait permasalahan yang diduga merugikan beberapa masyarakatnya.

Wayan Putra Yasa juga mengharapkan, semoga apa yang terjadi, bisa segera selesai dengan damai dan kekeluargaan. “Bagaimanapun juga yang dikatakan aset tidak hanya berupa materi dan harta benda, namun juga manusianya. Ya semoga saja, semua oknum ataupun instansi terkait bisa lebih transparan dan komunikatif sehingga muncullah solusi,” ujarnya.

Sementara di tempat yang sama, salah satu anggota pengempon Puri Agung Jro Kuta yang tidak mau disebutkan namanya membenarkan tidak pernah ada pertanggungjawaban terhadap pengelolaan aset oleh Pengurus Puri Agung Jro Kuta kepada anggota keluarga Puri. Begitu pula terhadap aset yang telah diambil pihak lain, juga tidak ada upaya, seolah-olah tidak berdaya, padahal fakta dan bukti ada secara legalitas.

Oleh karenanya, dirinya berharap agar para koleganya bisa lebih terbuka dan transparan.

Menurutnya apa yang terjadi selama ini, dirinya dan beberapa rekan tidak mengetahui apa-apa, karena memang tidak diinformasikan, jelasnya.

“Karena pengurus Puri pada hari ini belum banyak yang datang, maka klarifikasi hari ini belum bisa kami bahas lebih lanjut,” pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *