Isi Kuliah Umum di Unmas Denpasar, Wagub Cok Ace Jabarkan Pembangunan Bali
Denpasar, CARAKAPOS| Setelah sebelumnya menghadirkan Wali Kota Denpasar, kini Universitas Mahasaraswati Denpasar datangkan Wakil Gubernur Bali yang sekaligus Guru Besar ISI Denpasar Profesor Tjok Oka Sukawati untuk menjadi narasumber dalam kuliah umum.
Bertempat di Gedung Ganesha Lantai IV Unmas Denpasar, kuliah umum yang diikuti segenap pejabat struktural, Dekan, Dosen, serta mahasiswa Unmas Denpasar dibuka langsung Rektor Unmas Denpasar Dr. I Made Sukamerta, M.Pd.
Dalam sambutannya, Dr. I Made Sukamerta, M.Pd. secara pribadi dan mewakili lembaga mengucapkan rasa syukurnya atas terlaksananya kuliah umum yang langsung dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali, yang memang diketahui bersama bahwa beliau juga menjabat sebagai akademisi yang memiliki kemampuan luar biasa.
“Terima kasih yang sebesar-besarnya atas waktu dan ilmu Profesor kepada seluruh jajaran civitas akademika Unmas Denpasar pada hari ini,” ujarnya, Rabu (3/8/2022).
Sementara, Profesor Cok Ace dalam materinya yang mengangkat tema Sustainable Tourism berupaya mengajak seluruh peserta guna mendukung kebangkitan pemulihan ekonomi di Bali di tengah terpaan pandemi Covid-19.
Pada kesempatan itu, Prof. Cok Ace menjabarkan sejumlah pembangunan prioritas yang sedang dikerjakan pemerintah Provinsi Bali. “Dan tentunya ini sejalan dengan visi pemerintah Provinsi Bali itu sendiri, yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” terangnya.
Disebutkannya juga, visi yang mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan krama Baliyang sejahtera dan bahagia, sekala-niskala menuju kehidupan krama dan gumi Bali sesuai dengan prinsip Trisakti Bung Karno yakni Berdaulat secara Politik, Berdikari secara Ekonomi, dan Berkepribadian alam Kebudayaan Melalui Pembangunan Secara Terpola, Menyeluruh, Terencana, Terarah, dan erintegrasi Dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila 1 Juni 1945.
“Kamipun juga terus menggenjot pemulihan perekonomian melalui upaya-upaya keterlibatan masyarakat secara langsung, salah satunya dengan membangkitkan dan melestarikan penggunaan kain tenun tradisional Bali yang diatur dalam Surat edaran Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2021,” jelasnya.
Selain itu, pembangunan yang bertujuan untuk menyeimbangkan perputaran ekonomi se-Bali juga sedang gencar dilakukan yakni pembangunan segitiga pelabuhan penyeberangan Sanur (Denpasar)-Pelabuhan Sampalan dan Pelabuhan Bias Muncul (Nusa Penida).
“Ada juga penataan Pura Besakih terutama terkait tempat parkir, pengelolaan toilet dan pedagang kaki lima serta pengaturan yang nantinya akan dibatasi wilayah kunjungan wisatawan agar tidak masuk ke areal pura. Kemudian Pembangunan Benoa Cruise Terminal yang nantinya ditujukan untuk mempermudah pintu masuk perariran bagi wisatawan khususnya mereka yang berlayar dengan kapal pesiar, pembangunan Bendungan Sidan dan Bendungan Tamblang, Pembangunan Tower KBS 6.0 Kerthi Bali, pembangunan Shotcut Mengwi-Gilimanuk, Pembangunan Shotcut Denpasar-Buleleng dan Pembangunan Pusat Kebudayaan Bali,” terang Penglingsir Ubud kepada peserta kuliah umum, baik secara daring maupun luring.
Dijelaskan lebih lanjut, pembangunan Bali secara nyata ini, nantinya tentu akan membuka lapangan pekerjaan bagi generasi Bali. Oleh sebab itu mari bekali anak-anak dengan ilmu dan dipondasi oleh bahasa inggris, sehingga nantinya akan mampu bersaing dengan siapa saja.
“Jangan sampai kita membiarkan anak-anak kita khususnya generasi yang sedang bertumbuh dan berkembang untuk membuang waktu, bahkan membuang kesempatan yang ada. Karena pendemi Covid-19 ini sudah mengajarkan kepada kita semua, betapa beratnya persaingan hidup tanpa berbekal keahlian, kemampuan dan ilmu pengetahuan. Budayakan keseimbangan antara cara berpikir otak (logika) dengan perasaan, karena kepintaran dalam pendidikan tidak akan mampu menjamin tumbuhnya keseimbangan hidup tanpa dibarengi oleh keterlibatan hati nurani (perasaan)”, ungkap Cok Ace.
Bali yang 54% nya ditopang oleh sektor pariwisata menjadikan pandemi Covid-19 sebagai klimaks atau titik balik untuk seluruh elemen dalam masyarakat belajar berpikir secara holistik, dimana semua manusia yang ada di atas bumi pertiwi harus ingat terhadap sang langit sebagai ayah dari kehidupan, dimana harus adanya keseimbangan antara kehidupan skala dan niskala.
“Jadi kita harus mampu menjaga alam semesta jika kita ingin selamat hidup di atas bumi, karena bagaimanapun keadaan bumi kitalah yang akan menikmatinya. Jadi apabila ingin mendapatkan kehidupan yang baik dan layak, maka kita jaga bumi pertiwi agar tetap hijau, tetap subur agar mampu memberikan udara yang sejuk untuk kita bernafas,” imbaunya.
Diingatkannya lagi, bahwa Bali yang sudah terbagi sesuai letak arah dan fungsinya harus mampu bangkit dan berkembang dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing wilayah tersebut. Dan harus tetap berkembang melalui pariwisata budayanya.
“Karena Bali yang dikenal unik dengan budaya ketimurannya yang sangat toleransi dalam hidup berdampingan, harus mampu mewujudkan pariwisata berkelanjutan dengan mengimbangi teknologi didalamnya,” pungkasnya.(*/01)