FEKDI 2022 Hari Ketiga, Bauran Kebijakan Bank Sentral Dukung Stabilitas dan Pemulihan Ekonomi
Bali, Carakapos| Gelaran Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022 sudah memasuki hari ketiganya. Acara yang dilaksanakan di Nusa Dua, Bali dari tanggal 11 hingga 15 Juli 2022 ini mengangkat tema Advancing Digital Economy and Finance: Synergistic and Inclusive Ecosystem for Accelerated Recovery.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung dalam kesempatan ini menekankan pentingnya inovasi dan sinergi kebijakan serta kolaborasi yang kuat untuk mendukung penguatan kerangka bauran kebijakan yang efektif.
“Berbagai risiko yang muncul belakangan ini tidak dapat dimitigasi hanya oleh satu kebijakan untuk menjaga stabilitas makro-finansial,” tegasnya, Rabu (13/7/2022).
Menurutnya, pengelolaan ekonomi Indonesia dihadapkan pada permasalahan ekonomi global yang kompleks dan dinamika yang diwarnai oleh ketikdakpastian.
Dalam menghadapi permasalahan tersebut, dirinya menyatakan tidak dapat hanya mengandalkan satu kebijakan. Diperlukan bauran kebijakan bank sentral, yang tidak terbatas hanya pada bauran kebijakan moneter dan kebijakan makroprudensial, namun juga mengoptimalkan kebijakan di sistem pembayaran.
“Konsep bauran kebijakan ini perlu dipahami dengan baik dan perlu terus dilakukan enhancement agar dapat menavigasi perubahan lingkungan strategis dan tantangan ke depan,” terangnya lebih lanjut.
Hari ketiga FEKDI 2022, membahas “Central Bank Policy Mix for Stability and Economic Recovery” yang merupakan rangkaian side event rangkaian G20 Finance Track: Finance and Central Bank Deputies (FCBD) dan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Nusa Dua, Bali.
Berbagai pemikiran dalam flagship program Central Bank Policy Mix tersebut didetailkan dalam 4 bagian besar, yaitu (i) eksplorasi terkait konsep, implementasi, dan tantangan ke depan, (ii) konsep monetary policy terutama terkait dengan menjaga stabilitas eksternal, (iii) stabilitas sistem keuangan, dan (iv) bagaimana menavigasi tantangan ke depan.
Narasumber yang hadir merupakan prominent speakers dan revelant di bidangnya. Selain dari Bank Indonesia, narasumber berasal dari International Monetary Fund (IMF), Bank International Settlement (BIS), dan bank sentral dari beberapa negara yang relevan untuk memberikan sharing country experiences.(*/01)